Rabu, 27 Januari 2016

Kain Beludru atau Kain Velvet?

Mungkin sebagian dari anda sering mendengar tentang kain beludru namun hanya sedikit yang mengetahui secara pasti apa itu kain beludru.

Contoh permukaan kain velvet/beludru
Didalam dunia fashion (khususnya wardrobe), kain beludru sempat memiliki masa keemasannya di tahun 2000an awal. Karena bahannya yang mengkilat, kain beludru secara tidak langsung akan menambahkan kesan ‘mewah’ kepada item yang anda buat.

Saat ini beludru telah melanglang buana ke hampir beberapa item yang sering kita gunakan, antara lain adalah tas, pakaian hingga ke kursi jok/sofa.

Bagi anda yang belum tahu, kain beludru ini memiliki nama formal yaitu kain ‘velvet’. Pada awalnya kain beludru ini terbuat dari bahan sutera alami yang tentu memiliki harga yang sangat tinggi. Namun seiring berkembangnya jaman, banyak orang yang berinovasi guna mendapatkan kain velvet yang persediaannya selalu terjamin dengan harga yang terjangkau.

Buktinya kini anda bisa mendapatkan kain velvet/beludru ini dengan harga dibawah Rp. 50,000 saja! Bila dahulu kita harus menggunakan serat sutera guna membuat kain jenis ini, sekarang kita hanya membutuhkan bahan rayon dan juga katun sebagai bahan bakunya.

Bila dibandingkan dengan kain lainnya, kain beludru ini tergolong kain yang unik. Keunikannya dapat terlihat jelas ketika anda mengusap kain tersebut (usapan sesuai dengan arah kain). Usapan yang berlawanan arah dengan struktur kain beludru akan membuat kain terlihat lebih gelap dan bila anda mengusapnya sekali lagi searah dengan struktur kain, kain tersebut akan terlihat normal kembali.

Keunikannya ini biasa disebut sebagai efek ‘siang – malam’. Karena adanya keunikan ini, sangat sulit untuk membuat imitasinya.

Sebagian orang yang baru pertama kali melihat kain beludru kemungkinan akan mengatakan bila kain jenis ini adalah kain jadul. Bila anda adalah salah satunya, mungkin anda kurang melihat keunikan kain jenis ini lebih dalam.

Di dalam dunia perkainan, ada sebuah istilah yang disebut dengan nama ‘embos’. Teknik ini adalah sebuah teknik yang akan ‘menekan’ kain dengan sebuah cetakan berkompresi dan suhu tinggi sehingga kain yang awalnya polos menjadi lebih menarik.

Contoh motif embos pada kain beludru/velvet
Embos sendiri bila dilihat secara sekilas akan terlihat seperti kain yang dicetak, tapi jangan salah bila efek kain velvetnya tidak hilang setelah melewati proses ini. Terkadang kain yang awalnya terlihat biasa-biasa saja, setelah melewati proses ini akan terlihat sangat berbeda.

Harga kain jenis ini dapat dengan mudah ditentukan dari tinggi-pendeknya bulu dari kain tersebut. Semakin tinggi bulunya (dalam konteks ini semakin halus ketika dipegang) maka harganya akan semakin tinggi pula.

Karena adanya bahan rayon yang terkandung di dalam kain jenis ini, warna mengkilat adalah salah satu nilai tambah yang dimiliki oleh kain ini.

Kain beludru yang digunakan untuk wardrobe sangat berbeda dengan kain yang digunakan untuk upholstery (cover jok) walaupun secara penamaan sama. Kain yang digunakan untuk wardrobe sama sekali tidak memiliki coating (lapisan di bagian bawah) yang bertujuan untuk menempelkan bulu.
Sedangkan pada kain beludru untuk upholstery, coating adalah sebuah kewajiban mengingat kain upholstery memiliki spek yang lebih tinggi.

Contoh coating pada kain velvet/beludru
Sebagai informasi, kain upholstery harus melewati beberapa macam tes seperti:
  1. Tes tarikan kain
  2. Tes gesekan kain
  3. Tes beban kain

Karena bahannya yang lebih berbulu bila dibandingkan dengan kain jenis lainnya, perawatannya pun memiliki teknik khusus. Bila kain yang anda miliki terkena noda, anda dapat dengan mudah mengusapkan kain yang sudah dibasahi dengan air sabun tanpa ditekan.

Contoh penggunaan kain velvet/beludru sebagai cover jok/sofa

Setelah noda tersebut terangkat, gunakan hair dryer untuk mengeringkannya. Adalah sebuah kesalahan fatal bila anda menjemur kain velvet yang masih basah (hal ini akan mengakibatkan struktur kain berubah drastis). Menjemur kain velvet dapat dilakukan setelah kain tersebut benar-benar kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar